Pages

Ternyata, Legitimasi Jokowi Rendah

Sabtu, 26 Juli 2014

RMOL. Legitimasi presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2014 cukup rendah di masyarakat. Terkait tingginya angka golput atau pemilih yang tidak memberikan hak suara pada 9 Juli lalu.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow memperkirakan, angka golput dalam Pilpres 2014 hampir mencapai 30 persen atau 56.716.833 suara dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) resmi sebanyak 190.291.110.
"Secara hukum tidak ada pengaruhnya tetap sah hasil pemilu, prosentase pemenang suara sah hasil penghitungan. Secara moral partisipasi lebih banyak memberikan legitimasi moral lebih tinggi karena dipilih mayoritas masyarakat Indonesia," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/7).

Menurut Jeirry, banyaknya masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam pilpres kali ini disebabkan pengolahan data pemilih oleh Komisi Pemilihan Umum kurang valid. Bahkan, sebelum digelar pemungutan suara 9 Juli lalu potensi golput mencapai lebih dari 20 persen.

"Saya kira problem partisipasi kita yang tidak terselesaikan dari kualitas data pemilih. Pemilihan belum datang sudah ada 22 persen potensi tidak memilih," katanya.

Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya warga yang menggunakan hak suara lewat jalur Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb).

"Banyak warga yang belum terdata di pileg dan pilpres karena banyak pemilih tambahan, ini orang-orang yang tidak masuk DPT. Ada DPT tambahan dan menggunakan KTP, ada penambahan seperti itu ada orang yang berpartisipasi tetapi tidak sah," terang Jeirry.
Karena itu, dia menganggap wajar jika kubu pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyebut hal itu sebagai kesalahan KPU. Namun, Jeirry mengingatkan, kubu Prabowo-Hatta dapat memperkuat tudingannya dengan menyertakan laporan disertai cukup bukti.

"Nah, itu dia harus dibuktikan, publik tidak diberikan bukti. Ini yang harus dijelaskan oleh KPU. Mungkin menurut saya ini bukan kecurangan tetapi ini aneh. Maka ada asumsi ada kecurangan," jelasnya.

Diketahui, angka golput pada Pilpres 2014 lebih besar dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 27,7 persen, bahkan lebih buruk dari Pilpres 2004 yang hanya 24 persen.

Data KPU menyebut, total pemilih yang berhak menggunakan hak pilihnya dan masuk dalam DPT pada Pilpres 2014 sebanyak 190.307.134. Namun, yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 134.953.967.

Hasil rekapitulasi suara KPU menetapkan pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh sebanyak 62.576.444 suara atau 46,85 persen dari suara sah nasional. Sedangkan pasangan nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla sebanyak 70.997.833 atau 53,15 persen. Terdapat selisih sebanyak 8.421.389 suara dengan jumlah suara sah 133.574.277 dan suara tidak sah 1.379.690.[dem]

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License