Jakarta - Utang luar negeri Indonesia terus melonjak. Data Bank Indonesia menunjukkan, pada akhir Juni 2014, posisi utang luar negeri mencapai US$ 284,9 miliar. Artinya, utang luar negeri sepanjang triwulan II 2014 naik US$ 8,6 miliar atau 3,1 persen dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$ 276,3 miliar. (Baca: Kinerja Perusahaan Tergerus Utang Luar Negeri)
Naiknya posisi utang luar negeri disebabkan oleh meningkatnya kepemilikan surat utang yang diterbitkan oleh sektor swasta sebesar US$ 4,2 miliar, sektor publik US$ 1,2 miliar, dan pinjaman luar negeri sektor swasta US$ 1,6 miliar. Adapun posisi utang luar negeri terdiri dari utang sektor publik sebesar US$ 131,7 miliar (46,2 persen dari total utang luar negeri) dan utang sektor swasta sebesar US$ 153,2 miliar (53,8 persen). (Baca: BI: Kenaikan UtangSwasta Belum Mengkhawatirkan)
Posisi utang pada kedua sektor tersebut masing-masing meningkat 0,9 persen dan 5,1 persen dibandingkan dengan posisi akhir triwulan I-2014 sebesar US$ 130,5 miliar dan US$ 145,7 miliar.
Pada sektor swasta, posisi utang luar negeri pada akhir Juni 2014 berada pada sektor keuangan, industri pengolahan, dan pertambangan.
Posisi utang untuk ketiga sektor tersebut adalah US$ 42,6 miliar untuk sektor keuangan, serta industri pengolahan sebesar US$ 30,9 miliar dan US$ 27,2 miliar. Bila dibandingkan dengan triwulan I-2014, posisi utang ketiga sektor tersebut masing-masing tumbuh 7,9 persen, 3,2 persen, dan 6,7 persen. Dengan perkembangan ini, rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto naik 32,33 persen pada triwulan I-2014 menjadi 33,86 persen pada Juni 2014.
Naiknya utang luar negeri, menurut Bank Indonesia, harus diwaspadai. Meski demikian, perkembangan utang luar negeri hingga Juni 2014 dinilai masih cukup sehat untuk menopang ketahanan sektor eksternal.
Share.TEMPO.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar