Pages

Ini Kisah Prabowo Tolak Uang Saku dari Australia

Kamis, 18 September 2014


PRESIDEN berNYALI - Bali, Made Mangku Pastika, menyatakan dirinya melihat kesan patriotik dalam diri Prabowo Subianto saat menolak uang saku dari Pemerintah Australia saat mengikuti pertukaran kadet atau taruna pada 1974.
"Saya menanyakan kenapa mas tidak mau terima, jawabannya kita bukan tentara bayaran," katanya saat berkampanye untuk Prabowo Subianto di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali, saat lalu
Pastika menuturkan pengalaman itu karena dirinya satu angkatan. ''Kalau Prabowo Subianto di Akademi Militer, Kalau saya Akademi Polisi," katanya.
Kemudian pada antara Januari-Februari 1974, dirinya bersama sebanyak 15 taruna termasuk Prabowo Subianto ke Australia untuk mengikuti pertukaran kadet.
''Kami latihan enam minggu, baru dua minggu dikasih uang saku sama dengan taruna Australia," katanya. "Apa yang terjadi, Prabowo menolak uang saku.''
Tentunya rekan-rekannya yang lain heran. "Kami perlu duit saat itu," sambungnya. "Kenapa Mas tidak mau diterima, jawabannya kita bukan tentara bayaran," tandasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Prabowo Subianto itu merupakan kutu buku. Banyak sekali bacaannya. "Jaringannya (networking) hebat, komunikasi 4 bahasa," katanya.
Karena itu, Prabowo cocok untuk memimpin Bangsa Indonesia karena memiliki ketegasan dan pemimpinn yang berwibawa.
"Lihat tongkrongannya kerenkan," sambungnya yang disambut tepukan tangan dari pendukung Prabowo-Hatta.
Menanggapi pernyataan Pastika itu, Prabowo membenarkan dirinya saat menjadi taruna, tempat tidurnya bersebelahan.
"Jadi beliau itu, terlalu banyak tahu soal saya. Saya tidak berkutik," katanya sambil tersenyum.
Share. REPUBLIKA.CO.ID,

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License