Pages

Istilah Belanda Depok Berawal dari Olok-olok di Kereta Sejak 1876

Minggu, 07 September 2014





DEPOK - "Belanda Depok", begitulah kebanyakan orang menyebut orang asli Depok. Siapakah orang asli Depok?
Yano Jonathans, anggota Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), menuturkan bahwa orang asli Depok adalah orang-orang yang pertama mendiami Depok. Pada awalnya, mereka adalah budak-budak Cornelis Chastelein, tuan tanah yang memiliki Depok.
Sebanyak 150 budak tersebut terbagi dalam 12 marga, yaitu Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Josep, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, dan Zadokh. Mereka terdiri dari berbagai etnis, antara lain Minahasa, Timor, India Benggala, dan Bali.
Ketika tutup usia pada 28 Juni 1714, Chastelein meninggalkan wasiat yang isinya menyatakan ia memerdekakan semua budaknya dan seluruh tanah Depok menjadi milik budaknya.
Karena bertahun-tahun hidup dalam lingkungan kultur Belanda, para mantan budak Chastelein menganut gaya hidup Belanda. Mereka pun fasih berbahasa Belanda. Inilah awal mula julukan "Belanda Depok" muncul.
Yano menceritakan, pada 1876, ketika kereta Bogor-Jakarta pertama kali beroperasi, anak-anak muda Depok yang bersekolah di Jakarta menggunakan kereta sebagai transportasi mereka. Pada saat itu, sekolah menengah di Depok belum ada sehingga anak Depok harus melanjutkan studi di Jakarta.
Dalam kereta, para anak muda Depok tersebut bercakap-cakap dengan sesama anak Depok lainnya dalam bahasa Belanda. Hal ini diketahui oleh teman-teman sekolah mereka yang berasal dari Bojong Gede dan Bogor yang notabene tak bisa berbahasa Belanda.
"Teman-temannya yang dari Bojong Gede, Bogor, dengar mereka ngomong pakai bahasa Belanda, lalu muncullah candaan itu, 'Belanda Depok', bapaknya tukang cempedak," kata Yano saat berbincang dengan Kompas.com pekan ini.
Candaan itu, lanjut Yano, dilontarkan setiap hari. Penumpang kereta yang tidak hanya terdiri dari pelajar, tetapi pedagang, pegawai, dan sebagainya pun lama-lama terbiasa dengan sebutan tersebut.
"Hari demi hari, bulan demi bulan, melekat juga istilah 'Belanda Depok' itu. Mereka gunakanlah itu untuk menyebut orang Depok akhirnya," kata Yano yang merupakan generasi keenam dari marga Jonathans.
Saat ini, kata Yano, istilah "Belanda Depok" sudah mengalami pergeseran fungsi. Istilah "Belanda Depok" tidak lagi menjadi bahan candaan di kalangan masyarakat terhadap orang Depok, tetapi hanya sebatas pengisi obrolan mengenai Depok.
"Sudah tidak banyak disebut lagi, paling hanya untuk pengisi obrolan, seperti teman saya yang baru dipindahtugaskan ke Depok. Seorang temannya bilang, widih jadi 'Belanda Depok' nih sekarang," ujar Yano.

Share.WARTA KOTA

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License