Pages

LIPI Berhasil Kembangkan Baja Kualitas Unggul dari Bahan yang Berlimpah di Indonesia

Sabtu, 20 Desember 2014


Baja berkualitas unggul berbasis limonit (bijih nikel kadar rendah) berhasil dikembangkan Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Padahal, selama ini, bahan baku baja masih mengandalkan biji nikel kadar tinggi.
Menurut Kepala LIPI Prof Dr Iskandar Zulkarnain, proses pengolahan kandungan nikel kadar rendah melalui inovasi tersendiri sehingga menghasilkan sifat baja yang unggul. “Baja memiliki tiga keunggulan, seperti memiliki kekuatan, lebih tahan terhadap korosi, dan lebih mudah untuk dilakukan pengelasan,” ujar Iskandar pada diskusi publik di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu kemarin (17/12).
Indonesia juga masih mengimpor baja lunak dari Brazil dan butuh waktu tiga  bulan untuk sampai ke Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang kaya. Secara geologi, nikel terdapat di bagian tengah sampai timur Indonesia.
Limonit atau bijih nikel kadar rendah diperoleh melalui endapan bijih besi laterit, yang merupakan lapisan atas bijih nikel kadar tinggi. Lapisan ini mengandung besi yang lebih tinggi dan kandungan nikel yang rendah. Ketersediaan bijih nikel rendah jauh lebih banyak, bahkan diperkirakan jumlahnya mencapai miliaran ton di Indonesia.
Ada dua tujuan pengembangan baja laterit ini. Pertama: membangun kemandirian industri baja nasional. Kemandirian berarti membangun bahan baku lokal, baik dalam hal bijih besi maupun kokas sebagai sumber energi. Kedua: untuk menjadi produsen baja unggul untuk pasar global.
Iskandar mengungkapkan, nantinya akan ada uji coba produksi untuk 100 ton pertama, kedua uji coba 100 ribu ton, selanjutnya untuk skala komersial.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Dr Ing Andika Widya Pramono, MSc mengatakan, kekuatan baja unggul hasil pengolahan tersebut sudah jauh lebih baik dari baja lunak yang ada di pasaran serta masih dapat ditingkatkan lagi kekuatannya. Pengembangan baja unggul berbasis laterit dapat dipilah ke dalam dua bidang utama, yaitu pengembangan teknologi dan pengembangan komersial.
Adapun peneliti senior LIPI di Pusat Metalurgi dan Material, Dr Yusuf, mengatakan nikel punya sifat positif. “Kalau minimal kadar nikelnya 1 ½ persen, nikel itu punya sifat positif. Kebetulan baja yang nikelnya 1 ½ persen sangat mudah dihasilkan dari bijih limonit,” katanya. (Tom/Pur)
share.pribumi.com

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License