Siapa tak kenal Indonesia, negara ini merupakan salah satu ‘macan asia’ yang digadang-gadangkan salah satu capres tahun 2014. Ini bukan omong kosong, terbukti bahwa Kami menemukan 7 fakta yang tak diketahui bahwa Indonesia adalah negara penakluk. Nah, negara mana saja yang berhasil ditaklukan, berikut ulasan lengkap yang berhasil kami himpun.
Inilah 7 negara yang pernah diserang oleh Indonesia, armada perang tempo dulu ternyata mampu menaklukkan beberapa negara di Asia dan berhasil melakukan invasi. Hal tersebut juga diakui oleh beberapa negara tersebut, sayangnya, negara-negara tersebut kini lebih maju setelah sekutu masuk dan mengambil alih kekuasaan.
Berikut adalah 7 negara yang pernah di taklukan Indonesia;
1. Thailand
Catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya maka Indonesia terbukti telah melakukan invasi dan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina.
Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.
2. Kamboja dan Vietnam
Sama dengan negara yang Kami ulas pertama kali bahwa beberapa catatan sejarah juga menerangkan bahwa jejak pejuang Indonesia saat ini mampu menaklukkan negara tetangga yang boleh dibilang serumpun namun berbeda bahasa tetapi sayangnya kedua negara ini belum berhasil ditaklukan, hanya saat nusantara kedua negara ini dibawah kendali kerajaan yang bepusat di Indonesia atau Nusantara.
3. Singapura
Setelah jaman kerajaan meredup, era baru muncul dengan konfrontasi antara keterlibatan indonesia dengan Singapura dan Malaysia dalam DWIKORA (Dwis Komando Rakyat) membuahkan 2 orang pemberani sebagai tim sabotir yakni Usman yang lahir di Purbalingga, Banyumas, Jawa Tengah (1943), serta Harun lahir di P Bawean, Surabaya (1947).
Kedua-duanya nama samaran untuk tugas sebagai sukarelawan menyusup ke Singapura, melakukan tugas sabotase pada 8 Maret 1965 malam, berbekal 12,5 kg bahan peledak mereka bertolak dengan perahu karet dari P Sambu. Mereka dapat menentukan sendiri sasaran yang dikehendaki. Maka setelah melakukan serangkaian pengintaian, pada suatu tengah malam terjadi ledakan di sebuah bangunan Mc Donald di Orchard Road. Tiga orang tewas dan sejumlah lainnya luka.
4. Malaka
Lagi-lagi sejarah kerajaan yang menjadi bukti bahwa penaklukan yang dilakukan oleh Indonesia atau saat itu nusantara cukup hebat. Sejak tahun 1509, Pati Unus, raja Demak, sudah merancang rencana untuk menguasai Malaka. Saat itu Malaka berada di bawah kekuasaan Kesultanan Malaka. Dengan kata lain, perlu dicatat bahwa serangan Demak ke Malaka jelas bukanlah sebuah serangan anti-kekuasaan asing, tetapi sebuah invasi imperialis.
Tahun 1511, Alfonso D’Alburquerque, Laksamana armada Portugis, mendahului Pati Unus dengan menaklukkan Malaka. Sultan Malaka Mahmud Syah melarikan diri ke Bintan. Meski diakhiri dengan kekalahan namun semangat dan rencana yang dimiliki saat itu merupakan cikal bakal bahwa Indonesia bukanlah negara pengecut dan mampu menaklukkan negara lain.
5. Malaysia
Pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1963 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya: Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia, Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia.
Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap. Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965. Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary.
Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Peristiwa ini dikenal dengan “Pengepungan 68 Hari” oleh warga Malaysia. Menjelang akhir 1965, Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.
6. Papua Barat
Operasi Trikora, juga disebut Pembebasan Irian Barat, adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.
7. Timor Leste
Operasi Seroja adalah sandi untuk invasi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975. Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur karena adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur. Selain itu, serbuan Indonesia ke Timor Timur juga karena adanya kehendak dari sebagian rakyat Timor Timur yang ingin bersatu dengan Indonesia atas alasan etnik dan sejarah.
Walaupun TNI telah berhasil memasuki Dili pada awal Februari 1976, namun banyak pertempuran-pertempuran kecil maupun besar yang terjadi di seluruh pelosok Timor Timur antara Fretilin melawan pasukan TNI. Dalam pertempuran terakhir di Lospalos 1978, Fretilin mengalami kekalahan telak dan 3.000 pasukannya menyerah setelah dikepung oleh TNI berhari-hari. Operasi Seroja berakhir sepenuhnya pada tahun 1978 dengan hasil kekalahan Fretilin dan pengintegrasian Timor Timur ke dalam wilayah NKRI.
Penyerangan demi penyerangan yang terjadi membuktikan bahwa Indonesia memang memiliki jiwa penakluk, Indonesia adalah negara penakluk di asia, tetapi sayangnya belum bisa dipertahankan, nyali besar namun lupa untuk mengevaluasi untuk berfikir kemenangan serta menjaga kemenangan yang telah dilaluinya. Tentu Anda merasa bangga dengan prestasi keberanian pendahulu, tetap semangat dan semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar