Tindakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama ini mengingkari falsafah orang Tionghoa. Terbaru, tindakan Ahok yang mengingkari falsafah orang Tionghoa terkait sikapnya menentang kebijakan dan mengundurkan diri dari Partai Gerindra.
Demikian yang dikatakan mantan Wakil Bendahara Umum DPP PKB Bambang Sungkono dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi (Kamis, 10/9).
Bambang yang merupakan salah satu wakil warga Tionghoa di DPP PKB pada era Gus Dur masih menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro mengatakan para leluhur orang Tionghoa antara lain mengajarkan bahwa manusia hidup jangan seperti kacang lupa akan kulitnya.
Dia mengingatkan Ahok, ada empat prinsip yang harus dipegang manusia dalam hidup, yakni LIE yang berarti harus sopan santun atau tata krama, IE yang berarti ingat budi dan harus ksatria, LI-EN atau hidup sederhana dan tidak korupsi, serta CHE yang berarti tahu malu.
"Ahok sudah tidak menjalankan IE, tidak memiliki LIE, dan tidak melakukan prinsip CHE," sambung pengusaha otomotif yang akrab dipanggil Akwet ini.
Dia mencontohkan kenapa Ahok tidak menjalankan IE. Pada saat kampanye Pilpres, Ahok tidak terlihat all out memenangkan Prabowo Subianto. Padahal, Ahok yang sekarang begitu fenomenal muncul ke permukaan tak lepas dari pemikiran dan peran Prabowo yang brillian dalam usaha memperkokoh proses terbentuknya kebangsaan Indonesia ke depan.
Menurut Bambang, sikap Ahok ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan Ganjar Pranowo yang berjuang habis-habisan memenangkan Jokowi di Jawa Tengah atau Ahmad Heryawan yang all out memperjuangkan Prabowo di Jawa Barat. Sementara Bambang yakin Gerindra tulus mengusung Ahok dalam Pilgub DKI lalu, dan bukan karena ada bayaran dari Ahok. Gerindra saat itu melihat sosok Ahok adalah putera Tionghoa yang baik dan idealis.
"Selama memimpin DKI sebagai wagub, tindakan dan ucapan Ahok tidak memiliki LIE. Salah satu contohnya, Ahok menjadikan dirinya 'preman berseragam' dan memaki-maki orang lain yang mungkin usianya lebih tua dan disebarluaskan melalui Youtube," papar dia.
"Ahok tidak melakukan prinsip CHE, karena masih menggunakan mobil mewah dan pengawalan di jalan, sehingga di saat masyarakat menghadapi kemacetan di jalan, dia jutru melenggang lancar," sambungnya.
Ditambahkan Bambang, warga Tionghoa di Indonesia khususnya di Jakarta sangat bangga Ahok mendapat kepercayaan masyarakat dari berbagai suku dan etnis di Jakarta untuk mendampingi Jokowi sebagai Wagub. Namun sayangnya, muncul anggapan tindak tanduk Ahok selama ini sebagai cermin warga Tionghoa pada umumnya.[dem]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar