Pages

Bos Kompas, Berhentilah Menipu Rakyat!

Jumat, 19 September 2014



Bagi para pemburu popularitas melalui jaringan media kapitalis tak pernah bernyali untuk mengkritisi bos Kompas, Jakob Oetama. Tak terkecuali, bahkan hampir semua wartawan di negeri ini menganggapnya bak dewa. Padahal, sesungguhnya Jakob Oetama adalah penjahat industri pers kelas kakap!
 

Lima tahun lalu, ketika saya masih aktif menulis di blog milik Kompas, salah satu wartawan didikan Jakob Oetama pernah menegur saya lantaran beberapa artikel yang saya tulis dianggap membuka aib bosnya. Tentang kejahatan Kompas menipu publik dengan aneka isu dan opini yang penuh rekayasa. Si jurnalis senior itu beberapa waktu lalu dikabarkan telah mati (selamat jalan pejuang pers kapitalis).

Saya mengamati, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, kejahatan Kompas sungguh luar biasa. Ribuan berita diproduksi guna mendongkrak pencitran Jokowi, Ahok dan Megawati secara membabi-buta. Dengan sasaran melanggengkan agenda politik konglomerat Aseng melalui perhelatan pemilu curang.
 

Saya mengamati, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, kejahatan Kompas sungguh luar biasa. Ribuan berita diproduksi guna mendongkrak pencitran Jokowi, Ahok dan Megawati secara membabi-buta.
 

Dan sebaliknya, siapa pun yang dianggap bersebrangan dengan kepentingan mereka, akan digiring ke dalam berbagai rupa penistaan dan hujatan. Prabowo dan mitra koalisinya merupakan korban konspirasi paling memprihatinkan. Bayangkan, semua yang menyangkut Prabowo dan Koalisi Merah Putih (KMP) dibuat takluk. Tak berdaya untuk menghadapi derasnya arus kebohongan publik yang diciptakan oleh media utama penyokong kepentingan Neoliberal tersebut.
 

Kenyataan itu membuat saya heran, kenapa kejahatan Kompas dibiarkan begitu saja...? Bos Kompas Jakob Oetama benar-benar sukses memperalat para jurnalisnya menjadi pembohong dan seolah tak mendapatkan reaksi keras dari mereka yang menjadi korban permainan opini yang menyesatkan. !
 

Salam
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Salah satu sikpa pendirian saya atas pemebritaan Kompas yang sudah tidak aktual, objektif dan penuh dengan manipulasi serta rekayasa informasi, saya langsung berhenti berlangganan sampai dengan tidak lagi merasa perlu untuk membeli secara eceran koran kompas itu !!

Siswoyo Haryono mengatakan...

Aku juga berhenti

Anonim mengatakan...

Membentuk opini publik.. Iya.. Tp publiklah yang harus menilai... Apakah itu fakta atau bukan? Kalo mao maen salah2an.. Ga liat pemberitaan artis2 yg sering diplesetin.. Ga liat angka2 hasil pemilu yg salah (fakta) di salah satu tv.. Secara keseluruhan kompas memberitakan informasi cukup imbang.. Kalo sebagai bos.. Lalu aib perusahaan ingin di bongkar.. Ya masih untung cm ditegur bos.. Kalo dipenjara.. Lebih dasyat.. Partai merah susu.. Lebih2.. Mereka jelas bgt motifnya.. Yang pny statiun tv.. Lahh... Kalo kompas.. Emang siapanya pak jo.. Siapanya pak hok..

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License