Surat terbuka Rieke: Kita wakil rakyat atau penipu rakyat?
Malam
sebelum persetujuan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di sidang
paripurna DPR hari ini, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), Rieke Diah Pitaloka , menuliskan surat terbuka untuk para koleganya di Senayan.
Dalam
surat elektronik yang diterima merdeka.com, Senin (17/6), Rieke tampak
mencoba menyadarkan para rekan-rekannya, utamanya yang berbeda partai,
tentang fungsi mereka sebagai wakil rakyat kalau tetap mendukung
kenaikan harga BBM.
"Saya punya daerah pemilihan, saudara-saudara
anggota Dewan yang lain pun punya daerah pemilihan. Silakan cek apakah
rakyat memang setuju BBM naik? Silakan cek apakah dengan kenaikan BBM
dan BLT yang disalurkan para pemilih kita hidupnya jadi sejahtera?" kata
Rieke.
Di akhir suratnya, Rieke mempersilakan para anggota DPR
merenung tentang apa yang akan diputuskannya dalam sidang paripurna
APBN-P 2013 hari ini.
"Selamat merenung, merenungkan dan putuskan
apakah besok KITA akan memposisikan diri sebagai WAKIL RAKYAT atau
PENIPU RAKYAT!" tegas Rieke.
Berikut isi lengkap surat terbuka Rieke:
SURAT TERBUKA KEPADA DPR RI
Kepada: YANG TERHORMAT Teman-teman politisi DPR RI
Ada
apa dengan kita? Apa yang membuat bersikukuh menyepakati pencabutan
subsidi BBM dan mengalihkannya ke BALSEM (Bantuan Langsung Semaput).
Apakah kita lupa bahwa kita anggota DEWAN PERWAKILAN RAKYAT? KITA
DIPILIH RAKYAT.
Bukankah kita sama-sama disumpah dengan
gunakan kitab suci kita masing-masing, atas nama Tuhan untuk dengarkan
suara rakyat dan memperjuangkannya. Kita ada di ruangan yang sama, kita
dilantik sama-sama dalam upacara kenegaraan ucapkan sumpah jabatan kita.
Upacara yang disaksikan Rakyat di seluruh Tanah Air, yang dibiayai oleh
uang mereka pula. Sudahkah kita dengarkan suara rakyat?
Saya
punya daerah pemilihan, saudara-saudara anggota Dewan yang lain pun
punya daerah pemilihan. Silakan cek apakah rakyat memang setuju BBM
naik? Silakan cek apakah dengan kenaikan BBM dan BLT yang disalurkan
para pemilih kita hidupnya jadi sejahtera? Dengan BLT apakah kesehatan,
pendidikan dan ekonomi RAKYAT Yang JADIKAN KITA WAKIL RAKYAT hidupnya
jadi lebih terjamin?
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
yang terhormat, tanggal 11 Juni 2013 BPK menyampaikan laporan keuangan
di Sidang Paripurna. Saya ada di sana. Apakah kalian hadir? Kita
sama-sama mendengar alangkah hebatnya indikasi "perampokan uang rakyat"
tahun 2012. Termasuk ratusan triliun keuntungan dari sektor hulu yang
entah ke mana mengalirnya karena digunakan tanpa melalui mekanisme
pembahasan APBN.
Kita sama-sama mendengar "raibnya"
puluhan Triliun bansos, tak jelas pertanggungjawabannya. Tidakkah ada
keinginan kita yang punya tugas "budgeting" untuk bongkar tuntas laporan
tersebut. Tidakkah kita tergelitik untuk mempertanyakan kenapa bisa
terjadi Dewan Perwakilan Rakyat TIDAK TAHU sekitar 38 Triliun UANG
RAKYAT DIBAYARKAN UNTUK KEANGGOTAAN INDONESIA di IMF?
Perlukah
keanggotaan itu untuk rakyat. Dengan uang sebanyak itu berapa beasiswa
bagi siswa miskin bisa disalurkan. Berapa sekolah bisa diperbaiki.
Dengan uang sebanyak itu 240 juta rakyat bisa jadi penerima Jamkesmas.
Ada
apa dengan kita? Silakan tanya diri kita masing-masing betulkah
keuangan negara bermasalah gara-gara subsidi BBM? Pernahkah kita
bertanya, berapa uang rakyat per hari, per minggu, per bulan, per tahun
yang terkumpul dari membeli BBM di SPBU-SPBU?
Mengapa
seolah-olah rakyat hanya jadi beban. Opini yang terus dikembangkan
seolah-olah rakyat gerogoti APBN untuk hal-hal yang tidak perlu.
Bukankah sebagai wakil rakyat kita juga tahu: RAKYAT BELI BBM, TAK ADA
BBM GRATIS. Sekali-kali sepertinya harus disampaikan kepada rakyat
berapa sesungguhnya keuntungan dari penjualan BBM (termasuk yang dibeli
rakyat).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
ada apa dengan kita? Kalau pun butuh tambahan dana untuk
program-program yang kalian sebut kerakyatan, kita juga sama-sama tahu
ada solusi lain mencari sumber pendanaan, (SAL, SBN, Penghematan dan
realokasi anggaran di kementerian dan lembaga).
Kita
juga sama-sama tahu, kalau BBM Naik, ongkos transportasi naik, biaya
produksi naik, harga-harga pasti naik, sementara PENGHASILAN RAKYAT
TIDAK NAIK. Itu yang pasti terjadi di daerah pemilihan saya. Bagaimana
dengan di daerah pemilihan anggota dewan lain? (Jangan-jangan hanya
terjadi di daerah pemilihan saya)
Anggota dewan yang
terhormat, kita semua tahu, besok (hari ini) 17 Juni 2013 adalah
Paripurna persetujuan APBN-P 2013. Kalau kita ikut maunya pemerintah
SUBSIDI BBM hanya 6 T berarti KITA SETUJU HARGA BBM NAIK. Kalau kita
alokasikan SUBSIDI BBM 48 T artinya KITA TIDAK SETUJU HARGA BBM NAIK.
Malam
ini kita punya waktu merenung bersama, betulkah keinginan sebagian
besar dari kita KURANGI SUBSIDI BBM BETUL-BETUL KARENA PERTIMBANGAN UTK
MENYELAMATKAN EKONOMI RAKYAT ataukah karena ada dari KITA JADI BAGIAN
DARI KONSPIRASI SISTEMATIS AKAL-AKALAN KELABUI RAKYAT UNTUK SELAMATKAN
EKONOMI DIRI SENDIRI YG BUTUH DANA UNTUK PEMENANGAN 2014?
Selamat Merenung, merenungkan dan putuskan apakah besok KITA akan memposisikan diri sebagai WAKIL RAKYAT atau PENIPU RAKYAT!
Tol Cikampek KM 53, 16 Juni 2013
Salam Juang
Rieke Diah Pitaloka .
Share Merdeka.com -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar