Pages

Rasa Menghargai Bahasa Kita Sepatutnya Kita Jaga

Jumat, 05 September 2014

Oleh. coolis Noer

Mempelajari Bahasa asing, tak seharusnya kita meninggalkan budaya kita sendiri. Bahasa asing, bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris terutama adalah bahasa yang wajib kita pelajari untuk mengetahui informasi global.

Sebagai sebuah bahasa yang penggunaannya telah ditetapkan  oleh organisasi besar tingkat dunia, PBB, sebagai bahasa pemersatu antar bangsa, kedudukan bahasa inggris adalah sangat penting bahkan terkadang lebih penting daripada bahasa nasional sebuah negara karena

mempertimbangkan penggunaan bahasa inggris dalam bidang ekonomi maupun bidang lain yang berkaitan dengan bisnis antar negara yang lebih diuntungkan dengan adanya bahasa inggris yang mudah dipahami tanpa perlu seorang penerjemah untuk setiap pertemuan.

Namun dalam menggunakan bahasa, meskipun bahasa bertaraf Internasional sekelas bahasa Inggris, kepada orang yang kita anggap lebih tua dan kita hormati, kita tetap perlu menggunakan tribute rasa penghormatan kita kepadaa orang tersebut. Dalam bahasa Inggris formal seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah, kita telah mengenal istilah Mr. dan Ms/Mrs. Mr. digunakan untuk memanggil orang laki-laki yang baru kita kenal maupun untuk menyapa orang yang lebih tua dalam keadaan formal.

Sedangkan Ms./Mrs. digunakan untuk perempuan.
Tribute-tribute tersebut adalah panggilan untuk menyapa orang lain dalam bahasa inggris asli yang terkadang tidak digunakan dalam keadaan formal di negara rujukan kita  belajar bahasa inggris, Amerika Serikat. Mereka tak jarang hanya memanggil nama secara langsung meski dalam keadaan formal. Hal itu wajar di negara mereka karena antara satu dan yang lainnya seolah tidak ada sekat atau level, dan hal itu masih dianggap normal selama tidak menggunakan kata-kata kasar untuk memanggil mereka.  Hal itu dikarenakan budaya mereka sebelumnya tidak mengenal kasta yang mengakibatkan kepada orang lain kita harus menaruhrespectfulness.

Berbeda dengan kita yang musti menggunakan kata Pak, Bu, Mas, Kak, atau yang lainnya. Budaya kita mengenal kasta sebelumnya, sehingga kita mengenal yang namanya tata krama untuk saling menjaga perasaan antara orang yang memanggil dan orang yang dipanggil. Ketika dalam keadaan resmi, dan ketika kita harus memanggil nara sumber, misalnya, seminimal mungkin kita masih harus mengawalinya dengan ‘yang terhormat, Bapak …’ atau yang lainnya. Paling tidak kita masih menggunakan kata Bapak/Pak, atau Ibu/Bu untuk memanggil orang yang kita anggap lebih tua atau orang yang kita hormati. Hal itu tak lain untuk menjaga perasaan ketika kita ingin menjalin komunikasi atau menjalin sebuah relasi yang baik dengan orang lain.

Dalam mempelajari Bahasa Inggris, meski kita dituntut untuk mengaplikasikannya dengan sebaik dan sebenar mungki dihadapan orang lain, tidak ada salahnya kita menggunakan tribute/sapaan Pak/Bu kepada orang lain. Hal itu tak lain bertujuan untuk (1) tetap menjaga perasaan orang yang kita ajak berdialog/yang kita sapa. (2) kata tersebut adalah tribute untuk menghormati orang lain yang merupakan kata asli dan merupakan kebiasaan/kebudayaan kita sebagai bangsa Indonesia yang patut kita kenalkan pada dunia, bahwa untuk menunjukkan penghormatan di Indonesia adalah dengan mengucapkan tribute Pak/Bu sebagaimana kata Brother dan Sister yang mulanya hanya lazim digunakan di Hongkong ketika masih menjadi jajahan Inggris. (3) dengan tetap melestarikan penggunaan tributetersebut, meskipun kita fasih berbahasa Inggris, namun bahasa nasional masih tetap kita junjung.

Dalam sebuah seminar yang dilangsungkan pelajar Indonesia di Amerika Serikat, orang Amerika sedikit terheran saat akan memanggil nama untuk akan naik ke panggung, sang mc menggunakan kata Bapak. Mereka memberikan apresiasi yang begitu besar setelah mengetahui bahwa kata Bapak tersebut adalah lazim digunakan untuk menunjukkan sebuah penghormatan, dan itu lebih baik daripada kata Mr/Sir yang bebas digunakan untuk siapa saja, baik untuk orang yang dihormati dalam keadaan resmi maupun untuk memanggil orang yang lebih tua yang belum kita kenal. Sedangkan kata Bapak bisa digunakan untuk orang yang lebih muda, namun memiliki reputasi yang lebih baik daripada yang memanggil.

Pada dasarnya dalam mempelajari sebuah bahasa, tidak sepatutnya kita begitu saja meninggalkan kepribadian kita sebagi bangsa yang punya ciri khas, dan bisa ditampilkan dengan lisan. Dengan menggunakan bahasa, kita akan lebih mudah mengenalkan kebiasaan kita yang tidak ada di negara mereka sebagai sebuah identitas bangsa kita yang mahal, dan tak begitu saja serta merta ditinggalkan ketika kita menguasai hal-hal baru seperti bahasa.

Share.Kompasiana

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License