Oleh. Dheandra Kusumah
Delapan hari lagi kita akan mengetahui, siapa yang akan memenangkan Pemilihan Presiden Republik Indonesia yang Ke-7 (PILPRES RI-7), dengan adanya hasil Survey Quick Count, dari beberapa lembaga survey yang melakukan survey Pilpres RI kemarin 09 Juli 2014, kita semua tahu bahwa hasil beberapa lembaga survey tidak ada yang sama hasilnya, baik itu survey kubu Prabowo-Hatta maupun kubu yang kedua Jokowi-JK, hasil survey tersebut dapat kita lihat dimedia Televisi.
Delapan hari lagi kita akan mengetahui, siapa yang akan memenangkan Pemilihan Presiden Republik Indonesia yang Ke-7 (PILPRES RI-7), dengan adanya hasil Survey Quick Count, dari beberapa lembaga survey yang melakukan survey Pilpres RI kemarin 09 Juli 2014, kita semua tahu bahwa hasil beberapa lembaga survey tidak ada yang sama hasilnya, baik itu survey kubu Prabowo-Hatta maupun kubu yang kedua Jokowi-JK, hasil survey tersebut dapat kita lihat dimedia Televisi.
Sehingga mendesak Pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), sebagai suatu badan yang mengatur semua penyiaran televisi, baik swasta maupun negri termasuk materinya penyiaranya, ikut pula mengeluarkan larangan kepada semua televisi, untuk
menayangkan hasil Survey Quick Count Pilpres 2014, karena dianggap akan
banyak sekali menuai masalah, yang ditimbulkan dari hasil survey
tersebut.
Seandainya Kubu Jokowi Kalah
Harian On-Line
Koran Jurnas.Com hari kemarin memberitakan bahwa, ada salah satu Kubu
Capres yang akan membuat suatu pergerakan Massa, bilamana KPU
memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014 pertengahan Juli
lalu.Cek : http://www.jurnas.com/news/142831/KPU-Menangkan-Prabowo-Massa-Jokowi-Siap-Berontak–2014/1/Nasional/Pemilu-2014
Sikap Arogansi dari
kubu Jokowi itu dibenarkan dan didukung oleh aktivis 98 Bonie Hargens
yang mengatakan , KPU akan bermasalah dengan rakyat jika hasil hitung
KPU berbeda dengan hasil quick count lembaga yang memenanagkan Jokowi.
“Karena track record lembaga lembaga yang memenangkan Jokowi ini tidak
pernah salah dalam melakukan Quick Count. Kalau tiba-tiba KPU
memenangkan Prabowo dengan fakta kami menemukan banyak kecurangan dalam
penghitungan suara pastinya akan menimbulkan kekacauan sangat serius,”
tegasnya.
Ditambahkan Bonie,
KPU harus berkerja sebagai negarawan, tidak boleh terlibat dalam
permainan. “Jika KPU tetap memanangkan Prabowo pasti akan terjadi
kekacauan yang sangat serius,”ujarnya.
Menurut saya
seandainya Pihak Jokowi berpendapat seperti itu, dan Pihak Jokowi pun
tidak bisa menahan massa nya, berarti benar dugaan saya dan kebanyakan
orang sebelumnya, bahwa Jokowi hanya Boneka PDI-P saja, tapi mudah-mudahan kekhawatiran saya tidak sampai terjadi.
Pilpres ini kan ibarat KOMPETISI jadi yaa harus ada yang MENANG juga harus ada yang KALAH.
Mari kepada semua
Kubu baik itu Prabowo-Hatta ataupun Jokowi-Jk, kita tunggu hasil PILPRES
2014 dari hasil Real Count KPU 22 Juli 2014 nanti, Siap Bertarung Harus
Siap Mental Kalah ataupun Menang, dilarang RUSUH.
share. kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar