Pages

Selasa, 15 Juli 2014

 Oleh. Dheandra Kusumah
Delapan hari lagi kita akan mengetahui, siapa yang akan memenangkan Pemilihan Presiden Republik Indonesia yang Ke-7 (PILPRES RI-7), dengan adanya hasil Survey Quick Count, dari beberapa lembaga survey yang melakukan survey Pilpres RI kemarin 09 Juli 2014, kita semua tahu bahwa hasil beberapa lembaga survey tidak ada yang sama hasilnya, baik itu survey kubu Prabowo-Hatta maupun kubu yang kedua Jokowi-JK, hasil survey tersebut dapat kita lihat dimedia Televisi.
Sehingga mendesak Pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), sebagai suatu badan yang mengatur semua penyiaran televisi, baik swasta maupun negri termasuk materinya penyiaranya, ikut pula mengeluarkan larangan kepada semua televisi, untuk menayangkan hasil Survey Quick Count Pilpres 2014, karena dianggap akan banyak sekali menuai masalah, yang ditimbulkan dari hasil survey tersebut.
Seandainya Kubu Jokowi Kalah
Harian On-Line Koran Jurnas.Com hari kemarin memberitakan bahwa, ada salah satu Kubu Capres yang akan membuat suatu pergerakan Massa, bilamana KPU memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014 pertengahan Juli lalu.Cek : http://www.jurnas.com/news/142831/KPU-Menangkan-Prabowo-Massa-Jokowi-Siap-Berontak–2014/1/Nasional/Pemilu-2014
Sikap Arogansi dari kubu Jokowi itu dibenarkan dan didukung oleh aktivis 98 Bonie Hargens yang mengatakan , KPU akan bermasalah dengan rakyat jika hasil hitung KPU berbeda dengan hasil quick count lembaga yang memenanagkan Jokowi. “Karena track record lembaga lembaga yang memenangkan Jokowi ini tidak pernah salah dalam melakukan Quick Count. Kalau tiba-tiba KPU memenangkan Prabowo dengan fakta kami menemukan banyak kecurangan dalam penghitungan suara pastinya akan menimbulkan kekacauan sangat serius,” tegasnya.
Ditambahkan Bonie, KPU harus berkerja sebagai negarawan, tidak boleh terlibat dalam permainan. “Jika KPU tetap memanangkan Prabowo pasti akan terjadi kekacauan yang sangat serius,”ujarnya.
Menurut saya seandainya Pihak Jokowi berpendapat seperti itu, dan Pihak Jokowi pun tidak bisa menahan massa nya, berarti benar dugaan saya dan kebanyakan orang sebelumnya, bahwa Jokowi hanya Boneka PDI-P saja, tapi mudah-mudahan kekhawatiran saya tidak sampai terjadi.
Pilpres ini kan ibarat KOMPETISI jadi yaa harus ada yang MENANG juga harus ada yang KALAH.
Mari kepada semua Kubu baik itu Prabowo-Hatta ataupun Jokowi-Jk, kita tunggu hasil PILPRES 2014 dari hasil Real Count KPU 22 Juli 2014 nanti, Siap Bertarung Harus Siap Mental Kalah ataupun Menang, dilarang RUSUH.
share. kompasiana

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

 
Copyright © 2015. PRESIDEN ber-NYALI.
Design by . Published by Themes Paper. Powered by .
Creative Commons License