oleh. terumbu
Kalau mau ditelusuri kilas-balik kehadiran Jokowilovers di Kompasiana, kita dapat merasakan bahwa sejak awal kelompok ini memang memiliki perangai yang khas, yaitu tidak menghargai etika. Tak peduli akun lama atau akun abal-abal, tipikal manusia berpendidikan rendah sangat terasa. Berbicara seenaknya, menghujat seenaknya, berkata-kata kasar dan jorok sesukanya. Gaya urakan ini ditengarai menjadi salah satu sebab ambruknya elektabilitas Jokowi di Kompasiana.
Memasuki masa kampanye, akun abal-abal Jokowilover makin menggila. Postingan-postingan mereka dan komentar-komentar mereka makin norak, tak dapat didekati. Bersamaan dengan itu cara mereka merendahkan Prabowo acapkali membuat telinga panas. Kalau diingatkan bukannya sadar, malahan makin menjadi-jadi. Semakin sulit situasinya karena di lapak ini mereka mendapat tampungan istimewa.
Sekarang ini, setelah pilpres usai dan beberapa indikator menunjukkan bahwa Prabowo adalah presiden terpilih, para pendukung ini mulai menyebar teror. Mereka berlagak taklid buta kepada kwik-kon dan menuntut Jokowi harus dimenangkan jadi presiden. Jika tidak mereka mengancam akan bikin kerusuhan, akan bikin negara chaos, akan bikin ini- bikin itu membuat orang lain makin muak.
Karena itu aku mau bilang, besok saat pengumuman di KPU aku dan kelompokku akan berada di sekitar Gedung KPU. Petugas kepolisian mungkin akan berpikir sesuai aturan menindak para perusuh. Tetapi aku dan kelompokku berbeda. Aku adalah Pembela Pancasila Sakti dan Pembela UUD 45 dan konstitusi NKRI dari sudut yang berbeda. Jika ada diantara pengunjuk rasa yang mencoba melakukan anarki dan menghina lembaga negara, tak peduli mantan jenderal atau politisi atau siapa pun, kami bersumpah TAK AKAN MEMBIARKANNYA. Sampai jumpa di KPU besok.
Kami sudah cukup lama bersabar. Ini merupakan pertemuan istimewa!
share.kompasiana
Kalau mau ditelusuri kilas-balik kehadiran Jokowilovers di Kompasiana, kita dapat merasakan bahwa sejak awal kelompok ini memang memiliki perangai yang khas, yaitu tidak menghargai etika. Tak peduli akun lama atau akun abal-abal, tipikal manusia berpendidikan rendah sangat terasa. Berbicara seenaknya, menghujat seenaknya, berkata-kata kasar dan jorok sesukanya. Gaya urakan ini ditengarai menjadi salah satu sebab ambruknya elektabilitas Jokowi di Kompasiana.
Memasuki masa kampanye, akun abal-abal Jokowilover makin menggila. Postingan-postingan mereka dan komentar-komentar mereka makin norak, tak dapat didekati. Bersamaan dengan itu cara mereka merendahkan Prabowo acapkali membuat telinga panas. Kalau diingatkan bukannya sadar, malahan makin menjadi-jadi. Semakin sulit situasinya karena di lapak ini mereka mendapat tampungan istimewa.
Sekarang ini, setelah pilpres usai dan beberapa indikator menunjukkan bahwa Prabowo adalah presiden terpilih, para pendukung ini mulai menyebar teror. Mereka berlagak taklid buta kepada kwik-kon dan menuntut Jokowi harus dimenangkan jadi presiden. Jika tidak mereka mengancam akan bikin kerusuhan, akan bikin negara chaos, akan bikin ini- bikin itu membuat orang lain makin muak.
Karena itu aku mau bilang, besok saat pengumuman di KPU aku dan kelompokku akan berada di sekitar Gedung KPU. Petugas kepolisian mungkin akan berpikir sesuai aturan menindak para perusuh. Tetapi aku dan kelompokku berbeda. Aku adalah Pembela Pancasila Sakti dan Pembela UUD 45 dan konstitusi NKRI dari sudut yang berbeda. Jika ada diantara pengunjuk rasa yang mencoba melakukan anarki dan menghina lembaga negara, tak peduli mantan jenderal atau politisi atau siapa pun, kami bersumpah TAK AKAN MEMBIARKANNYA. Sampai jumpa di KPU besok.
Kami sudah cukup lama bersabar. Ini merupakan pertemuan istimewa!
share.kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar